LIKe this yow ,,,,,

PERKEMBANGAN BAHASA

Perkembangan bahasa anak


Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi seperti : biologis, kognitif dan emosional.

Bahasa adalah suatu system symbol untuk berkomunikasi yang meliputi fonologi (unit suara), morfologi (unit arti) sinfaksis (tata bahasa). Dengan bahasa anak dapat mengkomunikasikan maksud, tujuan, pemikiran, maupun perasaan pada orang lain.

Menurut Owens (dalam papalia et al, 1990), mengemukakan bahwa anak usia dini dapat menggunakan past mapping yaitu suatu proses dimana anak dapat menyerap arti kata baru setelah mendengarkan sekali atau dua kali di dalam percakapan/suatu kalimat yang berbentuk kalimat pertanyaan, negative dan perintah.

Perkembangan berbicara dan menulis merupakan suatu proses yang menggunakan bahasa ekspresif dalam membentuk arti. Perkembangan berbicara pada awal dari anak yaitu menggumam maupun membeo, sedangkan perkembangan menulis pada anak berawal dari kegiatan mencoret-coret sebagai hasil ekspresi anak.

Menurut pendapat Dyson bahwa perkembangan berbicara terkadang individu dapat menyesuaikan dengan keinginannya sendiri, hal ini tidak sama dengan menulis. Pada anak dan ingin mengetahui seberapa besar keterlambatan bicara pada anak dan ada gangguan-gangguan yang telah dialami anak tersebut didalam berbicara/berbahasa anak.


II.1 Perkembangan Berbicara Pada Anak

Ketika anak tumbuh dan berkembang terjadi peningkatan baik dalam hal kuantitas maupun kualitas (keluwesan dan kerumitan). Produk bahasanya secara bertahap kemampuan anak meningkat bermula dari mengekpresikan mimic wajah dengan cara berkomunikasi.

Alat komunikasi berbicara pada anak menggunakan gerakkan dan tanda isyarat untuk menunjukkan keinginannya secara bertahap dan berkembang menjadi suatu komunikasi melalui ajaran yang tepat dan jelas. Hal ini dapat terlihat sejak awal perkembangan dimana bayi mengeluarkan suara “ocehan” yang kemudian menjadi system symbol bunyi yang bermakna.

Perkembangan fonologi berkenaan dengan adanya pertumbuhan dan produksi system bunyi dalam bahasa bagian terkecil dari system bunyi tersebut dikenal dengan nama fonem yang dihasilkan sejak bayi lahir hingga 1 tahun. Sedangkan morfologi berkenaan dengan pertumbuhan dan produksi arti bahasa. Bagian terkecil dari bahasa tersebut dikenal dengan istilah morfem sebagai contoh anak yang masih kecil mengucapkan kalimat “mam” yang artinya “makan”.

Perkembangan sinteksis merupakan produksi kata-kata yang bermakna dan sesuai dengan aturan yang menghasilkan suatu pemikiran dan kalimat yang utuh. Pada dua tahun pertama anak tidak melibatkan kata sandang, sifat maupun kata keterangan didalam berkomunikasi. Dengan bertambahnya usia anak seiring dengan perkembangan didalam berbahasa mulai melibatkan komponen ponologi maupun morpologi lebih banyak perbendaharaan/mengucapkan 3-4 kosa kata. Ketika anak mulai menggunakan kalimat yang lebih panjang anak yang menggunakan intonasi didalam menanyakan suatu informasi dengan memberikan penekanan pada kalimat seperti “makan ayam”, “kakak sekolah”.

Bocoler and linke (1996) memberikan suatu gambar tentang kemampuan berbahasa anak usia 3-5 tahun. Pada usia 3 tahun anak menggunakan banyak kosa kata dan tanda Tanya “apa”, “siapa”, sedangkan pada usia 4 tahun anak mulai pandai bercakap-cakap, seperti member nama usia, alamat, dan sudah mulai memahami waktu. Adapun beberapa aturan didalam menggunakan bahasa yang tepat pada waktu/situasi sosial yang berbeda. Seorang anak dapat dikatakan memiliki suatu kompetensi berkomunikasi ketika telah memahami penggunaan bahasa yang sesuai dengan aturan yang berlaku.

Didalam hal ini anak perlu/membutuhkan suatu bimbingan dari orang yang telah dewasa untuk membimbing anak dalam menggunakan kalimat/kosa kata yang paling tepat didalam menyampaikan suatu kata, berbicara bukanlah sekedar pengucapan kata/bunyi, tetapi merupakan suatu alat untuk mengekspresikan, menyampaikan dan menyatakan kata atau mengkomunikasi pikiran, ide-ide maupun suatu perasaan yang sedang dialami anak, contohnya sedih dan senang.

Disini akan membahas dua tipe perkembangan anak didalam berbicara, yaitu :

1. Egosentrie Speech

Terjadi pada anak berusia 2-3 tahun, dimana anak berbicara pada dirinya sendiri (monolog- mengoceh sendiri) pada saat main boneka.

2. Socialized Speech

Terjadi ketika anak sedang berinteraksi pada temannya dan didalam lingkungan. Hal ini berfungsi untuk mengembangkan kemampuan beradaptasi sosial anak. Berkenaan dengan hal tersebut terdapat 5 bentuk socialized speech yaitu :

1) Saling tukar informasi untuk tujuan bersama

2) Penilaian terhadap ucapan/tingkah laku orang lain

3) Perintah, permintaan, ancaman

4) Pertanyaan

5) Jawaban

B. Tujuan Berbicara

Adapun tujuan dari berbicara yaitu untuk memberitahu, menghibur, melapor, membujuk, dan menyakinkan seseorang, ada beberapa faktor yang dapat dijadikan dalam aspek kebahasan, yaitu :

1. Ketepatan ucapan (pelafalan)

2. Penekanan/penempatan nada dan durasi yang sesuai

3. Pemilihan kata

4. Ketepatan sasaran pembicaraan (tata krama)

Sedangkan faktor aspek non kebahasaan yaitu :

1. Sikap tubuh, pendangan, bahasa tubuh, mimic wajah yang tepat

2. Kesediaan menghargai pembicaraan maupun gagasan orang lain.

3. Kenyaringan suara dan kelancaran dalam berbicara

4. Relevansi, penalaran, dan penguasaan terhadap topic.

Hurlock mengemukakan 3 kriteria untuk mengukur kemampuan berbicara anak, apakah anak berbicara secara benar/sekedar membeo sebagai berikut :

1. Anak mengetahui arti kata yang digunakan dan mampu menghubungkan dengan objek yang diwakili.

2. Anak mampu melafalkan kata-kata yang dapat dipahami orang lain dengan mudah.

3. Anak dapat memahami kata-kata tersebut, bukan karena telah sering mendengar/menduga-menduga.

Beberapa ahli sepakat bahwa anak memiliki kemampuan untuk menirukan bahasa orang tua yang dilakukan dengan 2 cara yaitu secara spontan dan melalui penugasan dari orang dewasa untuk menirukan secara spontan bahasa orang dewasa dan menggunakan tata bahasa anak sendiri secara bebas.

Adapun beberapa cara orang dewasa mengajarkan bahasa bayi sebagai berikut :

1. Motherese, recasting (menyusun ulang).

2. Echoing (menggemakan)

3. Expanding (memperluaskan)

4. Labeling (memberi nama).

Motherese yaitu berbicara pada bayi dengan suatu frekuensi danĂ˜ hubungan yang lebih luas dan menggunakan kalimat yang sederhana.

Recasting yaitu suatu pengucapan makna/kalimat yang sama denganĂ˜ menggunakan cara yang berbeda contohnya : dengan mengubah suatu pertanyaan.

Echoing adalah mengulangi apa yang telah dikatakan anak, khususnya ungkapan/ucapan (bahasa) anak yang belum sempurna.

Expanding adalah menyatakan ulang apa telah dikatakan anak dalam bahasa yang baik untuk suatu kosa kata (ucapan).

Labeling adalah mengidentifkasi nama-nama benda.

Menurut Vygostky menjelaskan ada 3 tahap perkembangan bicara pada anak yang berhubungan erat dengan perkembangan berpikir anak yaitu :

1. Tahap eksternal

Yaitu terjadi ketika anak berbicara secara eksternal dimana sumber berpikir berasal dari luar diri anak yang memberikan pengarahan, informasi dan melakukan suatu tanggung jawab dengan anak.

2. Tahap egosentris

Yaitu dimana anak berbicara sesuai dengan jalan pikirannya dan dari pola bicara orang dewasa.

3. Tahap Internal

Yaitu dimana dalam proses berpikir anak telah memiliki suatu penghayatan kemampuan berbicara sepenuhnya.

Karakteristik ini meliputi kemampuan anak untuk dapat berbicara dengan baik, contohnya melaksanakan tiga perintah lisan secara berurutan dengan benar, mendengarkan dan menceritakan kembali cerita sederhana dengan urutan yang mudah dipahami, menyebutkan nama jenis kelamin dan umurnya, menggunakan kata sambung seperti : dan, karena, tetapi.

Ada beberapa hal/cara belajar berbicara yang dapat dilakukan anak sebagai berikut :

1. Persiapan fisik untuk berbicara pada anak

Yaitu kemampuan berbicara tergantung pada mekanisme bicara anak tersebut. Pada saat lahir anak tersebut telah memiliki saluran kecil, langit-langit, mulut datar, dan lidah terlalu besar untuk saluran suara sebelum semua sarana itu mencapai bentuk yang lebih matang.

2. Kesiapan mental untuk berbicara pada anak

Yaitu kesiapan mental untuk berbicara tergantung pada kematangan otak, khususnya pada bagian-bagian asosiasi otak pada anak. Biasanya kesiapan tersebut berkembang pada saat anak berusia 12 dan 18 bulan dipandang dari segi aspek perkembangan bicara anak.

3. Model yang baik untuk ditiru oleh anak didalam proses bicara

Yaitu mengucapkan kata dengan betul dan kemudian menggabungkannya menjadi satu kalimat yang betul maka anak harus memiliki model bicara contohnya pada orang dewasa untuk ditiru dari percakapan/pelafasan yang benar/baik.

4. Kesempatan untuk berpraktek

Karena alas an apapun kesempatan berbicara dihilangkan jika mereka tidak dapat membuat orang lain mengerti dan mereka akan putus asa dan marah.

5. Bimbingan

Cara yang paling baik untuk membimbing belajar berbicara yaitu :

1) Menyediakan model yang baik

2) Mengatakan kata-kata dengan perlahan dan cukup jelas sehingga anak dapat memahaminya

3) Memberikan bantuan mengikuti model tersebut dengan membetulkan setiap kesalahan yang mungkin dibuat anak dalam meniru model tersebut.

C. Keterlambatan dan bahaya (gangguan) di dalam perkembangan bicara pada anak.

Apabila tingkat perkembangan bicara berada dibawah tingkat kualitas perkembangan bicara anak yang umumnya sama yang dapat diketahui dari ketepatan penggunaan di dalam kosa kata (bahasa) anak tersebut pada saat bersama teman sebayanya bercakap-cakap/berbicara menggunakan kata-kata terus dianggap muda diajak bermain dengan kata-kata.

Keterlambatan berbicara tidak hanya mempengaruhi penyesuaian akademis dan pribadi anak pengaruh yang paling serius adalah terhadap kemampuan membaca pada awal anak masuk sekolah. Banyak penyebab keterlambatan bicara pada anak umumnya adalah rendahnya tingkat kecerdasan yang membuat anak tidak mungkin belajar berbicara sama baiknya seperti teman-teman sebayanya, yang kecerdasannya normal atau tinggi kurang motivasi karena anak mengetahui bahwa mereka dapat berkomunikasi secara memadai dengan bentuk prabicara dorongan orang tua/orang dewasa, terbatasnya kesempatan praktek berbicara karena ketatnya batasan tentang seberapa banyak mereka diperbolehkan berbicara dirumah.

Salah satu penyebab tidak diragukan lagi paling umum dan paling serius adalah ketidakmampuan mendorong/memotivasi anak berbicara, bahkan pada saat anak mulai berceloteh. Apabila anak tidak diberikan rangsangan (stimulasi) didorong untuk berceloteh, hal ini akan menghambat penggunaan didalam berbahasa/kosa kata yang baik dan benar.

Kekurangan dorongan tersebut merupakan penyebab serius keterlambatan berbicara anak terlihat dari fakta bahwa apabila orang tua tidak hanya berbicara kepada anak mereka tetapi juga menggunakan kosa kata yang lebih luas dan bervariasi, adapun kemampuan anak didalam berbicara yang berkembang sangat pesat dan cepat yaitu contohnya : anak-anak dari golongan yang lebih atau menengah yang orang tuanya ingin sekali menyuruh mereka (anak) belajar berbicara lebih awal (cepat) dan lebih baik. Sangat kurang kemungkinannya mengalami keterlambatan berbicara pada anak.

Sedangkan anak yang berasal dari golongan yang lebih rendah yang orang tuanya tidak mampu memberikan dorongan tersebut bagi mereka, apakah kekurangan waktu/karena mereka tidak menyadari betapa pentingnya suatu perkembangan bicara pada anak didik tersebut.

Gangguan/bahaya didalam perkembangan bicara pada anak yaitu :

1. Kelemahan didalam berbicara (berbahasa) kosa kata

2. Lamban mengembangkan suatu bahasa/didalam berbicara

3. Sering kali berbicara yang tidak teratur

4. Tidak konsentrasi didalam menerima suatu kata (bahasa) dari orang tua/guru.

D. Kesalahan yang umum didalam pengucapan/bahasa (berbicara) pada anak yaitu :

1. Menghilangkan satu suku kata/lebih biasanya terletak ditengah-tengah kata contohnya : “buttfly” padahal “butterfly”.

2. Mengganti huruf/suku kata seperti “tolly” padahal “Dolly”, “handakerchief” padahal “handkerchief”.

3. Menghilangkan huruf mati yang sulit untuk diucapkan oleh anak contohnya : z,w,s,d, dan g.

4. Huruf-huruf hidup khususnya O yang paling sulit dikatakan anak (diucapkan)

5. Singkatan gabungan huruf mati yang sulit diucapkan oleh anak contohnya : “st, sk, dr, fl, str”.

E. Bicara yang tidak disetujui anak secara sosial

Anak-anak yang pembicarannya tidak sesuai dapat menimbulkan kesan yang kurang baik atau jelek. Pengaruhnya terhadap penyesuaian sosial dan pribadi mungkin merusak, lebih lanjut, jika percakapan dilakukan dengan cara yang tidak diterima secara sosial menjadi kebiasaan, maka hal itu akan terjadi hambatan-hambatan yang serius yang semakin berat setiap tahun. Adapun survey mengenai sebagian dari jangkauan pengaruh yang jauh dari bicara anak yang tidak diterima secara sosial menyoroti arti pentingnya sebagai berikut yaitu :

1. Anak yang berbicara paling banyak mengenai dirinya sendiri berarti lebih memikirkan dirinya sendiri ketimbang orang lain. Dengan demikian bicara egosentrik bukanlah pola perilaku yang terpisah melainkan, hal itu merupakan sindrom egosentrisme, sebaiknya hanya karena anak berbicara mengenai orang dan hal-hal lain tidak lantas berarti bahwa mereka akan membicarakan dengan caranya sendiri dan dapat menimbulkan penyesuaian sosial yang baik, contohnya : anak suka membual “bohong”.

Bualan juga mempengaruhi penyesuaian pribadi anak, pada waktu kemampuan penalaran mereka meningkat, anak tersebut menyadari adanya jurang pemisah antara apa yang mereka katakana tentang dirinya sendiri dan siapa mereka sesungguhnya. Untuk memperkecil ketidakpuasan diri dan perasaan anak tersebut mencari penyebab/kesalahan-kesalahan.

2. Kritik dalam bentuk suatu komentar yang merendahkan dan meninggikan ego anak tersebut, tetapi hal tersebut berarti merendahkan ego yang dikritik, menyinggung perasaan orang dan memutuskan persahabatan. Dalam keluarga kritik yaitu salah satu penyebab memburuknya hubungan keluarga pada waktu anak bertambah besar. Orang tua dan saudara yang lebih tua memandang kritik (komentar) kurang diterima oleh orang tua malah dianggap kurang ajar dan yang terjadi malahan pertengkaran yang membuat hubungan antara ortu dengan anak memburuk.

3. Sikap yang terlalu sinis/suka berkelahi merugikan bagi anak maupun bagi mereka yang dituju oleh sikap seperti itu anak tidak hanya menciptakan kebiasaan bicara yang akan menimbulkan penolakan sosial yang disertai dh kerusakan psikologis, tetapi juga menimbulkan konsep keangkuhan yang menyimpang pada/tentang suatu yang tidak baik dilakukan terhadap orang lain, anak yang merasa terpukul karena komentar tersebut bertanya-tanya apakah mereka mengganggu/tidak mampu orang tersebut.

4. Anak dapat terpukul secara permanen oleh kritik yang dilontarkan anak berulang-ulang kali, sebagai contoh “kompleks rasa rendah hati/diri anak” sebagian besar disebabkan oleh kritik dan komentar yang dilontarkan terhadap anak.

Anak baik laki-laki maupun perempuan dan teman sekelasnya, semakin penting orang yang mengkritik anak, semakin besar pengaruh kritiknya.

Ada beberapa anak bicaranya tidak sebanyak yang diinginkan karena selalu dicuekkan (cemooh) oleh teman-teman dan orang dewasa yang berhubungan dengan ucapan-ucapan yang lucu, karena anak tersebut berbicara dengan menggunakan 2 bahasa/karena isi pembicarannya bersifat tidak sosial. Sehingga cuekkan, kalaupun anak yang lain menemukkan bahwa ia mencoba menguasai pembicaraan maka hal ini akan menyebabkan suatu penolakan yang sosial, sehingga anak mengekang keinginannya untuk berbicara.

F. Faktor-faktor yang mempengaruhi anak berbicara

Awal masa kanak-kanak terkena sebagai masa tukang ngobrol, karena sering kali anak dapat berbicara dengan mudah tidak terputus-putus bicaranya. Adapun faktor-faktor yang terpenting didalam anak banyak bicara yaitu :

1. Inteligensi

Yaitu semakin cerdas (pintar) anak, semakin cepat anak menguasai keterampilan berbicara.

2. Jenis disiplin

Yaitu anak-anak yang cenderung dibesarkan dengan cara disiplin lebih banyak bicaranya ketimbang pada suatu kekerasan.

3. Posisi urutan

Yaitu anak sulung cenderung/didorong ortu untuk banyak berbicara daripada adiknya.

4. Besarnya keluarga

5. Status sosial ekonomi

6. Status ras

7. Berbahasa dua

8. Penggolongan peran seks

BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Perkembangan bicara anak tergantung pada tumbuh kembang ucapan (pelafasan) bicara anak tersebut. Didalam pembelajaran bicara pada anak usia dini orang tua sangat berperan penting, karena tanpa bantuan dari orang tua/dewasa anak tidak akan bisa berbicara/celoteh (ocehan).

Adapun maksud dari tujuan perkembangan bicara anak untuk melatih/mengucapkan kata-kata/kosa kata, contohnya “mam” maksud disini anak tersebut bilang “makan”. Karena adanya dampak keterlambatan bicara/gangguan bicara anak terpengaruh dari lingkungan tempat tinggal anak tersebut dan kurangnya pola asuh dari orang tua untuk mempelajari/mengajari anak untuk berbicara, jadinya anak lamban untuk berbicara (ngeloceh/celoteh) dan terpengaruh dari sosial yang anak tidak sukai oleh anak.

III.2 Saran

Bagi seorang guru/orang tua sebaiknya lebih memperhatikan anak-anak usia dini didalam berbicara dengan baik, karena berbicara yang baik untuk diajari kepada anak sangatlah susah didalam menyebutkan kosa kata/pengucapan dengan sempurna kepada anak didalam perkembangan bicara.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Terimakasih infonya sangat bagus dan bermanfaat..
obat tipes untuk anak

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates